Search This Blog

Wednesday, December 23, 2009

Dia Hanya Seorang Siswa Kelas 3 SMP.....

Ahad, 3 Muharram 1431 H, 20 Desember 2009, hari yang cukup cerah bagi saya. Saya sedang mempersiapkan diri untuk menjalani tes tulis asisten praktikum RPL jam 10.30 nanti. Masih banyak waktu, pikir saya. Maka saya melanjutkan kegiatan belajarku di pagi itu. Jam demi jam berjalan sungguh cepat dan saya pun bergegas untuk berdandan serapi mungkin (karena memang disuruh rapi), pukul 10.15 waktu itu. Waktu yang pas untuk berangkat. Sebelum berangkat saya ke kamar mandi dahulu untuk cuci tangan. Ketika saya kembali lagi ke kamar untuk mengambil tas, tiba-tiba ada suara dari bawah yang memanggil nama saya. Suara itu terdengar lirih, suara siapa ya, tanya saya dalam hati.
Kemudian saya tengok ke bawah dari depan kamar saya. Saya terkejut dengan apa yang saya lihat. Murid Bimbel saya sedang berdiri di depan pintu kostan, berulang kali memanggil saya sambil menangis. Saya nggak ngerti kenapa dia menangis seperti itu. Secara spontan saya jemput dia ke bawah dan saya ajak ke kamar saya. Saya tanyakan padanya mengapa dia menangis dan ada apa mencari saya. Lalu ia bilang kalau ia minta diajarkan IPA karena dia ada PR dan dikumpulkan besok. Ia juga bilang kalau PR itu dikumpulkan besok (sambil nangis dia nya). Terbersit di ingatan saya, saya harus berangkat tes asisten. Namun, mana bisa saya meninggalkan murid saya sendirian. Ia sangat butuh bantuan untuk mengerjakan PR. Ya Allah, apa seperti ini yang Engkau inginkan? Apakah Engkau yang mengutus anak ini untuk menahanku?
Akhirnya saya putuskan untuk mengorbankan tes asisten saya. Berat memang, karena sangat ingin saya menjadi asisten praktikum. Tetapi saya lebih sangat ingin membantu anak ini. Kemudian saya membantu anak ini sampai PR nya selesai, ia pun sangat senang karena PR nya sudah selesai. Saya pun langsung merenungi kejadian hari itu. Mengapa sangat kebetulan peristiwanya? Saya nggak tahu apa yang terjadi dengan anak itu kalau saya bilang "Dik, kakak mau ke kampus dulu sekarang. Belajarnya nanti sore aja" Saya rasa ia akan sangat kecewa kepada saya karena saya tidak dapat membantunya di saat ia membutuhkan. Saat itu saya langsung meneteskan air mata saya terus-menerus sambil beristighfar. Anak itu hanya siswa kelas 3 SMP, bukan saudara saya, bukan teman saya, tetapi ia sudah menjadi agennya Allah yang dianugerahkan untuk saya. Ya Allah, apakah ini teguran dari-Mu agar saya bisa lebih profesional lagi? Apakah ini cara-Mu melindungi saya agar saya tidak mengingkari ikrar saya dulu? Jikalau itu benar, terima kasih Ya Allah atas teguran dari-Mu ini. Berikanlah saya keikhlasan dan kekuatan hati serta tetap lindungi saya dari penyakit-penyakit hati....

"Lalu nikmat Tuhan kamu yang manakah yang engkau dustakan"
Ar rahman

Selalu terngiang-ngiang akan ikrar ini
"Jika ada 1000 orang yg berjihad di jalan Allah, maka salah satunya adalah AKU
Jika ada 100 orang yg berjihad di jalan Allah, maka salah satunya adalah AKU
Jika ada 10 orang yg berjihad di jalan Allah, maka salah satunya adalah AKU
Jika ada hanya ada 1 orang yg berjihad di jalan Allah, maka itu adalah AKU
Dan jika ada tidak ada lagi orang yg berjihad di jalan Allah, maka AKU TELAH MATI SYAHID"

1 comment:

  1. nuii.. semangat nuiii ;)) sisi lainnya mungkin kita harus konsen ke PA duluu :p

    ReplyDelete