Search This Blog

Thursday, April 22, 2010

Kurangi Sampah Organik dengan Komposter


Pada tanggal 10 Maret yang lalu, di kampus saya diadakan Training for Trainer (TFT) mengenai pengelolaan sampah. Sebuah training yang cukup menarik karena dalam training ini diperkenalkan sebuah sistem baru untuk mengelola sampah, khususnya sampah organik. Komposter, sebuah alat khusus penyimpan sampah yang telah diolah sedemikian rupa. Sesuai dengan namanya, output yang akan dihasilkan oleh alat ini adalah berupa kompos. Saya menilai kompos ini selain dapat dipakai untuk perkebunan, juga memiliki nilai ekonomis. Mengapa? Jika masyarakat tidak menggunakannya untuk perkebunan, maka kompos ini dapat dijual dan otomatis mereka akan mendapat keuntungan.
Penggunaan komposter ada baiknya dilakukan di daerah perumahan. Berdasarkan penelitian sampah organik banyak dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. Coba Anda bayangkan, dalam 1 rumah berapa kilogram sampah organik yang dihasilkan? Apabila 1 rumah dalam 1 hari menghasilkan kurang lebih 5 kilogram sampah organik, kemudian 1 RT ada 30 rumah, maka dalam 1 hari 1 RT bisa menghasilkan 150 kilogram sampah organik! Banyak sekali bukan? Tidak ada salahnya jika ada 2 atau 3 orang yang berinisiatif untuk mengelola sampah-sampah tersebut menjadi sesuatu yang dapat digunakan kembali, salah satunya adalah membuat kompos.
Dengan menggunakan komposter ini, dari 10 kilogram sampah organik, akan menghasilkan kurang lebih 1 kilogram kompos. Cara pengolahan sampahnya pun cukup mudah. Kita hanya mengumpulkan sampah-sampah organik, mencampurkannya dengan mikroba cair (zat untuk mempercepat penguraian sampah)dan organic agent (pelengkap dalam pengomposan), kemudian disimpan dalam komposter sekitar 2 minggu hingga menjadi kompos. Diusahakan sampah organik yang akan dioah sudah terpotong-potong kecil, hal ini dilakukan agar pengomposan lebih cepat dilakukan oleh mikroba. Alat komposter ini juga sudah dirancang sedemikian rupa agar mudah digunakan dalam pengolahan sampah menjadi kompos. Mudah, praktis, dan ekonomis, itu yang dapat saya katakan mengenai teknik ini. Meskipun alatnya agak mahal (tergantung ukuran komposter yang digunakan), namun alat ini cukup memberikan solusi dalam mengurangi sampah.

Saya melihat teknik pengomposan dengan menggunakan komposter merupakan salah satu cara yang realistis untuk dilakukan. Terlebih dalam upaya untuk mengurangi jumlah sampah organik di lingkungan rumah tangga. Dengan cara yang relatif mudah dan praktis, cukup dilakukan oleh 2 sampai 3 orang untuk mengelola sampah organik di satu RT misalnya. Jika kompos-kompos tersebut ingin dijual, Anda dapat membungkusnya dalam plastik ukuran 100 gram misalnya dan dijual Rp 1.000/ bungkus. Selain dapat membantu melestarikan lingkungan, Anda dapat berbisnis juga bukan?
Meskipun sudah ada teknik dan alat untuk membantu menangani masalah sampah, bukan berarti teknik ini akan dapat langsung dilakukan. Diperlukan juga adanya kesadaran dari masing-masing individu untuk melestarikan lingkungan dan mengetahui bahwa sampah merupakan bahaya laten yang dapat merusak lingkungan. Jika hal ini disadari dengan baik, maka teknik ini akan berjalan dengan baik pula. Lebih bagus lagi jika seluruh elemen masyarakat yang ada mau bertanggung jawab mengenai sampah-sampah yang mereka hasilkan. Misalnya suatu desa menetapkan sebuah kebijakan dimana setiap rumah sebelum membuang sampah organik ke tempat sampah, diharapkan memotong-motong kecil sampah tersebut kemudian dikumpulkan ke pengelola sampah yang memiliki komposter. Dalam 1 hari setiap rumah wajib memberikan kantong sampah yang berisi sampah organik (yang sudah terpotong kecil-kecil) pada jam yang ditentukan. Jika masyarakat turut aktif dalam kebijakan ini, tentunya lingkungan desa itu akan bersih dari sampah organik dan juga sejahtera karena dapat berwiraswasta.



8 comments:

  1. u/ meLuaskan mksd dr bahasan kaLi ini, kiranya perLu dukungan penuh dr warga masyarakat dan pemerintah daerah setempat u/ pengeLoLaan sampah, guna meminimaLisir penumpukan sampah di TPA.

    ReplyDelete
  2. Baru sempat mampir nih!
    Liat-liat dulu....
    Situsnya bagus nih!
    apalagi artikelnya, menarik banget!

    ReplyDelete
  3. Baru sempat mampir nih!
    Liat-liat dulu....
    Situsnya bagus nih!
    apalagi artikelnya, menarik banget!

    ReplyDelete
  4. sukses selalu dengan infonya sangat menarik sekali dan mantap.lam kenal aja kunjungan perdananya.maju terus........

    ReplyDelete
  5. Tukang kambing Dari Tangerang berkunjung bu:)

    ReplyDelete