Keiko bersiap diri untuk berangkat menuju ke Tokyo. Hari ini adalah hari
yang sangat ia tunggu karena ia akan bertemu Tomoya lagi. Meskipun ia hanya
memakai baju yang casual, tapi Keiko terlihat cantik. Apalagi rambutnya yang
terurai panjang membuat ia berbeda dengan Keiko yang dulu. Setelah ia merapikan
rambutnya, ia berpamitan dengan orang tuanya dan pergi dengan hati yang
bahagia.
Ia berjalan menuju halte bis yang berangkat ke stasiun. Keiko sengaja pergi
lebih awal untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga di jalan. Halte yang
lumayan jauh dari rumahnya membuat ia ingin melewati suatu tempat konstruksi yang
akan dibangun sebuah gedung. Keiko tahu jika ia melewati tempat ini, ia akan
cepat sampai ke halte. Keiko mengendap-ngendap masuk ke tempat yang dihalangi
oleh pembatas pagar yang cukup tinggi. Ia tidak ingin diketahui oleh pekerja
bangunan yang ada disitu. Jika ketahuan ia akan diusir dari situ.
Di tempat ini banyak sekali bahan-bahan bangunan yang tergeletak. Para
pekerja sibuk mengangkutnya kesana kemari. Begitu pula pekerja-pekerja yang ada
di atas gedung yang belum jadi 100%. Bangunan yang sudah sampai 3 tingkat ini,
nampaknya akan dibangun menjadi apartemen. Ketika Keiko berjalan melewati
tempat ini, tanpa sadar, ada tiang besar jatuh dari atas, dari lantai tiga.
Tiang besi ini jatuh tepat di kepala Keiko. Keiko tersungkur, dan kepalanya
mengeluarkan darah yang cukup banyak. Dengan sigap, para pekerja membawanya ke
rumah sakit.
Di tempat konser, Tomoya tampak tidak tenang. Meskipun ia sudah menyuruh
Keiko untuk mendatanginya langsung ke members’ room sesudah konser selesai, ia
khawatir jika ia tidak bisa bertemu dengan Keiko. Dan konser itu pun terlaksana
dengan meriah…. Tetapi Keiko tidak hadir dalam kemeriahan itu…
Tomoya yang menunggu Keiko di members’ room tidak merasakan kehadiran
Keiko. Ia memutuskan untuk pergi ke Hyogo keesokan harinya. Tomoya tetap
berusaha untuk tenang meskipun dalam hatinya ia merasakan kekhawatiran yang
amat sangat. Tanpa pikir panjang, Tomoya langsung mendatangi kedai ramen milik
paman angkat Keiko.
Paman angkat Keiko cukup terkejut melihat kedatangan Tomoya. Ia berfikir
bahwa Tomoya pasti belum mengetahui kondisi Keiko. Kemudian ia menceritakan apa
yang terjadi dengan Keiko kemarin.
“Keiko mengalami kecelakaan. Kepalanya tertimpa tiang besi ketika ia menuju
halte bis.”
Tomoya tidak membalas penjelasan dari paman angkat Keiko. Ia langsung
bergegas lari setelah mengetahui dimana Keiko berada. Hati Tomoya terasa perih
dan ia merasa sangat ketakutan. Ia tidak ingin berfikiran buruk, namun ia
sangat takut kehilangan Keiko. Tomoya berusaha secepat mungkin pergi ke rumah
sakit dan mencari ruangan tempat Keiko dirawat. Ia sempat putus asa karena
tidak menemukan ruangan yang disebutkan oleh suster di rumah sakit itu. Dan
akhirnya, ia melihat Keiko… melalui sebuah kaca besar… Keiko terbaring di atas
ranjang… Ruangan itu ruang ICU dan dokter sedang terlihat cemas… Tak lama
kemudian, Tomoya melihat orang-orang di sekitar ranjang Keiko menangis, lalu
suster yang ada dalam ruangan itu menarik selimut putih tipis untuk menutupi
wajah Keiko.
Keiko meninggal dunia…
Tomoya tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya merasakan perih yang
berkali-kali lipat, bahkan lebih perih ketika ia tahu Keiko tidak menemuinya
setelah konser kemarin. Sekarang ia tahu bahwa ia tidak akan pernah bisa
berkata apapun kepada Keiko dan melihat senyum Keiko. Tomoya duduk lemas di
lantai depan ruangan itu, pandangannya kosong, bibirnya kaku, merasa bahwa ini
hanya mimpi buruk dan ingin cepat-cepat bangun.
Dalam kebisuan itu, Tomoya melihat satu-persatu orang yang tadi ada di
sekeliling Keiko keluar dari ruangan ICU. Ia melihat ibunya, ayahnya, adiknya
Keiko, dan…. ada satu orang laki-laki lagi di sana. Laki-laki yang terlihat
dewasa dan gagah ini mencoba menenangkan keluarga Keiko. Tomoya ingin
menghampiri mereka namun ia mengurungkan niatnya. Tomoya pergi, menjauh dari
ruangan itu, berharap ini adalah mimpi terburuk yang pernah ia dapatkan.
To be continued....
*mewek*
ReplyDelete*pukpuk*
DeleteAra~
DeleteKeiko... :'(