Jangan minder duluan, tidak selalu yang kita ajak bicara sangat fasih berbahasa inggris. Saya punya teman dari Korea Selatan dan China yang kemampuan bhs inggrisnya sama seperti saya (belepotan), ada juga yang mahir karena dia biasa memakai bhs inggris. Setidaknya kita dapat saling belajar memahami kalimat2 percakapan.
Itu masalah bahasa. Jika sedang membicarakan negara masing2, ekonomi, lingkungan, dll, kita bisa menambah wawasan, dan pikiran kita akan semakin terbuka. Mengapa? Bayangkan, kita dapat berdiskusi, saling memberi saran, dan melakukan perbandingan. Terlebih, apabila dia seorang mahasiswa yang kritis. Saya pernah berdiskusi dengan mahasiswa dari China mengenai bendungan di Three Gorges, yang menurutnya bendungan tersebut mengganggu pemandangan. Dia juga pernah bercerita mengenai hengkangnya google dari China, dan masih banyak lagi topik diskusi lainnya. Saya juga pernah bertukar lagu dengan teman China juga. Jelas di sini terlihat bahwa pertemanan itu sudah tidak lagi terbatas oleh wilayah, negara, agama, dll. Namun, jangan lupakan jati diri kita, misalnya saya bercerita mengenai apapun kepada mereka dalam perspektif sebagai orang Indonesia dan seorang Muslim. Mengingat ada satu teman saya yang tidak memiliki agama, saya cukup terkejut. Ketika itu obrolan kita berlanjut sampai ke topik yang saya rasa cukup sensitif. Pada akhirnya saya cut pembahasan topik ini dan beralih ke topik lain.
Kalau menurut saya sih, banyak keuntungannya berteman dengan orang luar negeri. Yang paling penting adalah jangan sampai terbawa arus, tetaplah menjadi pribadi diri sendiri dan bangga dengan apa yang dimiliki oleh bangsa ini. Dan untuk memperlancar percakapan, pakai saja Google Translate ..
Sampai saat ini saya punya teman sekitar 12 orang:
No comments:
Post a Comment